Arsip Kategori: percobaan
PLTA dari Botol Air Mineral #4 (Pengujian)
Bagian D: Pengujian PLTA
Berikut ini adalah symptom atau gejala-gejala gangguan saat pengujian PLTA:
1) Turbin bergerak lambat atau tidak bisa sama sekali
- Screw eye (mirip gantungan baju) yang dipasang pada poros bagian atas terlalu sempit/kecil sehingga poros tidak berputar, ganti dengan screw eye yang lebih besar.
- Poros round wooden dowel (mirip pensil) bagian ujung bawah kurang lancip sehingga tidak bisa berputar, gunakan rautan atau amplas untuk meruncingkan.
2) Lampu LED tidak menyala atau redup ATAU tegangan pada output rendah
- Daya Magnet lemah, ganti dengan yang baru.
- Cek AVO meter, pastikan anda mengukur dengan pilihan Volt AC, bukan Volt DC karena arus yang dihasilkan bolak-balik.
- Orientasi pemasangan Magnet salah, Cek bagian rotor dan pastikan bahwa 4 (empat) lempengan magnet di arahkan North/Utara semua atau South/Selatan semua. Pilih salah satu saja.
- Orientasi Coils/Gulungan kawat salah, Cek bagian stator di dasar papan dan pastikan bahwa arah gulungan searah jaruh jam (clock wise) atau berlawanan (anti clock wise) pada tiap-tiap coil/gulungan. Jangan ada salah satu clock wise dan yang lain anti clock wise.
- Koneksi pada kawat dan LED, Saat memasang LED pada kawat tembaga yang licin, pastikan anda sudah meng-amplas ujung kawat sebelum dipasang pada LED. Jika hasil masih jelek, gunakan penjepit.
- Gap antara bagian rotor (magnet) dan stator (coils/gulungan) terlalu jauh. Dekatkan dengan mengatur scrup di dasar papan.
3) Output tegangan sudah di atas 1 Volt namun LED tidak menyala.
- Coba cek spesifikasi LED anda, pilih LED yang mampu aktif dengan range tegangan 0,9V sampai 4,5V.
- Mungkin koneksi kabel dan lampu LED kurang baik, Jika masih dijepit hasilnya tidak bagus, coba disolder saja.
4) Magnet atau Cincin pada rotor jatuh saat berputar.
- Daya rekat antara cincin logam dengan lempengan rotor (kardus) ATAU cincin logam dengan magnet lemah, Bersihkan cincin logam dengan alkohol bila agak berminyak atau diamplas sehingga lempengan cincin tidak terlalu licin dan rekatkan kembali dengan glue/lem yang super kuat, baik antara cincin logam dengan lempengan rotor (kardus) maupun cincin logam terhadap magnet.
Prosedur lengkap pembuatan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol air mineral (sumber: http://www.re-energy.ca)
PLTA dari Botol Air Mineral #3 (Turbin dan Rotor)
Bagian C: Turbin dan Rotor (yang berputar)
Gambar: Baling-baling |
Gambar: Desain penutup turbin |
Gambar: Berikan glue/lem pada tepi luar Penutup Turbin |
5) Berikan glue/lem pada tepi luar (bagian setengah lingkaran).
Gambar: Berikan glue/lem pada tepi dalam Botol Air Mineral. |
5) Berikan glue/lem pada tepi dalam potongan silinder botol air mineral.
Gambar: Rekatkan penutup turbin pada turbin. |
6) Rekatkan penutup turbin berbentuk setengah lingkaran pada potongan turbin ke-1, lalu rekatkan sisanya ke potongan turbin ke-2. Jika penutup atas telah direkatkan pada turbin, maka rekatkan juga penutup bagian bawah.
Gambar: Hasil akhir dari turbin |
7) Inilah hasil akhir turbin dan siap dipasang pada poros turbin.
Gambar: Lubang pada bagian tengah turbin |
8) Pastikan bahwa telah ada lubang tengah pada penutup atas dan bawah turbin sebelum dipasang pada poros.
Gambar: Turbin PLTA yang terpasang pada Kerangka PLTA |
10) Buatlah rotor dari sebuah kardus yang lapisannya agak tebal. Bila menggunakan lapisan yang tipis seperti kardus Indomie, buatlah 2 buah potongan kardus berbentuk lingkaran sesuai ukuran saat anda meletakkan stator pada dasar papan.
11) Berilah lem pada tiap sisi dari potongan kardus berbentuk lingkaran, lalu rekatkan.
Gambar: Pasang rotor pada poros |
16) Atur posisi rotor magnet (bagian berputar) sedekat mungkin dengan bagian stator /coil enamel namun tidak sampai bersinggungan.
17) Jika posisi sudah pas, maka beri lem pada lubang tengah stator dan bagian poros turbin.
Prosedur lengkap pembuatan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol air mineral (sumber: http://www.re-energy.ca)
PLTA dari Botol Air Mineral #2 (Coil dan Stator)
Bagian B: Stator
Gambar: Persiapan membuat coil/gulungan kabel |
Gambar: Membuat coil/gulungan kabel |
Gambar: Isolasi pengikat gulungan. |
3) Buat isolasi dengan panjang 4 cm sebanyak 8 buah.
Gambar: Mengikat tiap gulungan |
4) Untuk tiap coil/gulungan, ikat sisi kiri dan kanan tiap coil dengan 2 dari 8 isolasi yang sudah disiapkan.
Gambar: Hasil akhir coil/gulungan kabel |
Gambar: Amplas ujung kabel |
6) Enamel/kawat tembaga pada dinamo biasanya licin, sehingga perlu diamplas sebelum diikat/dipasang di lampu LED.
Gambar: Pasang kawat tembaga pada lampu LED. |
7) Setelah diamplas, ikat/pasang kedua ujung kawat pada pada lampu LED.
Gambar: Menguji hambatan (R) kabel. |
Gambar: desain rotor yang diletakkan di dasar papan PLTA |
9) Pasang 4 coils/gulungan pada papan PLTA sesuai diagram di atas. Pastikan electron bergerak sesuai arah jarum jam (clockwise). Posisi start dipasang Anoda (+) dari lampu LED dan posisi finish dipasang Katoda (-) dari lampu LED.
Gambar: Rekatkan tiap 4 gulungan pada papan dasar PLTA |
Gambar: Hasil akhir dari stator |
11) Inilah hasil akhir dari stator.
Gambar: Memasang LED pada dasar papan. |
12) Rekatkan lampu LED pada dasar papan dengan posisi berdiri. Selanjutkan ke bagian instalasi turbin dan bagian rotor.
Prosedur lengkap pembuatan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol air mineral (sumber: http://www.re-energy.ca)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol Air Mineral
Kali ini penulis menyajikan artikel cara membuat PLTA dengan cara sederhana untuk menghasilkan arus AC kecil tanpa rectifer, juga tanpa baterai control unit dan terhubung ke sebuah lampu LED. Ikuti langkah-langkahnya !
Peralatan terdiri dari:
- Penggaris
- Gunting
- Obeng Plus (Positif)
- Jangka.
- Cutter.
- Pensil.
- Paku.
- Isolasi (Electrical Tape), Merk 3M yang bagus.
- Amplas,
- Rautan Pensil.
- AVO meter.
- Glue Gun (Penembak Lem) kalo ada (ini tidak wajib).
Bahan
- 1 botol mineral bekas berukuran 1,5 liter, contoh merk AQUA.
- 1 papan berbahan baku plywood, particle board berukuran 25 cm x 14 cm dengan ketebalan 2 cm.
- 120 meter (kira-kira) kabel magnet. Beli di toko elektronik atau gulung dinamo pompa air atau jet pump.
- 1 Lampu LED.
- 4 buah magnet berbentuk pipih kecil, kalo bisa berbentuk bundar.
- 4 buah cincin yang biasanya berpasangan dengan mur dan baut. Beli di toko sepeda atau sepeda motor.
- 1 kayu berbentuk stick kotak (bahasa inggris = dowel) berukuran 2 x 30cm untuk tepi kanan dan kiri dan pengait tepi kanan dan kiri untuk penyangga poros turbin angin bagian atas.
- 1 kayu berbentuk stick bundar mirip pensil tetapi panjang berukuran 30 cm (round wooden dowel) sebagai poros putar dari turbin angin.
- Screw Eye, kalo di Indonesia-kan adalah pengait untuk gantungan baju yang mirip kail ikan, sesuaikan dengan stick bundar mirip pensil, diameternya harus lebih lebar agar stick bundar yang berfungsi sebagai poros turbin bisa berputar di dalam Screw eye. Screw eye adalah penyangga poros turbin bagian atas.
- Mur runcing untuk di pasang ke papan kayu. Cari mur plus (+) agak besar, nanti dipasang pakai obeng plus (+). Mur ini sebagai penyangga poros turbin bagian bawah.
- Kardus apa saja, sedikit kok, misal kardus indomie, dipakai sebagai penutup turbin bagian atas dan bawah serta untuk membuat gulungan kabel.
- Lem plastik/kayu.
Hati-hati ! (Peringatan)
- Cutter dan gunting bisa menyebabkan tangan anda berdarah !
- Lem plastik/pipa/kayu bisa menyebabkan luka bakar serius pada kulit !
- Magnet bisa merusak perangkat elektronik dan media penyimpanan magnetik. Jauhkan magnet dari kartu kredit, CD/DVD komputer, kaset, flashdisk.
Bagian ke-1, Desain Kerangka Poros Turbin Angin.
3) Stick kotak 30 cm, di pasang vertikal di sebelah kiri dan kanan papan sebagai penyanggah poros tengah.
4) Stick kotak 30 cm harus vertikal terhadap papan dan di bantu 3 siku kayu penyanggah agar kuat menahan saat turbin berputar.
5) Hasil konstruksi stick kotak 30 cm vertikal dengan 3 siku kayu penguat, di pasang di sisi kanan dan kiri papan.
6) Setelah 2 stick 30 cm terpasang vertikal, lalu siapkan stick 20 cm dan tandai tengah-nya sebagai tempat poros turbin pada bagian atas.
7) Lalu ambil poros dengan bentuk bulat. Coba masukan screw eye (kait gantungan baju) ke dalam poros. Ketika di masukkan, ukuran diameter screw eye harus lebih besar tapi jangan terlalu longgar juga agar poros turbin bisa berputar dengan baik.
8) Pasang screw eye pada stick kayu sudah ditandai titik tengahnya. Stick kayu ini nantinya akan diletakan di atas untuk menyanggah poros turbin bagian atas.
9) Raut salah satu ujung poros dengan rautan pensil. Ujung poros yang lancip di pasang di bagian bawah, persis di atas mur plus (+).
10) Ukur posisi tinggi stick kotak kayu penghubung antara penyanggah kanan dan kiri, kira-kira tingginya 28 cm.
11) Rekatkan stick kayu pada titik yang telah ditandai pada ujung penyanggah kanan dan kiri.
12) Kerangka Turbin angin telah selesai dibuat. Pastikan poros berbentuk spt pensil dengan ujung bawah lancip bisa berputar dengan lancar. Selanjutnya adalah bagian instalasi Coil dan Stator.
Prosedur lengkap pembuatan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dari Botol air mineral (sumber: http://www.re-energy.ca)